Aku tak pernah mengerti apa yang kamu inginkan
Aku berdiri di tikungan labirin pemikiranmu
Di antara awan imajinasimu
Berusaha menerka di mana jiwamu menanjak
Di mana jiwamu berkelok
Dan tak juga aku memahamimu
Tapi kuharap kamu memahami dirimu
Sedikit lebih baik dari diriku

Kamu ingin menyentuh langit, katamu
Kamu harus menyentuh langit, tegasmu
Birunya mempesonamu
Luasnya menakjubkanmu
Namun mengapa aku melihat dirimu memaku pasak
dan bukannya melintas setapak
Mengapa begitu sulit untuk mempercayai bahwa suatu hari nanti..
Kamu benar-benar akan melepas bumi dan menyongsong awan.
Mengapa?

Mungkinkah kamu sedang menunggu
Menunggu sayapmu mengering
menunggu waktu menguras detik
menunggu awan layu dan gugur
jatuh berkeping dan membuka udara untukmu
menunggu langit menuang warna di kakinya
tepat di depanmu hingga kamu bisa menaikinya
atau mungkin… menunggu hatimu berhenti bergetar oleh gentar

Aku tak pernah mengerti apa yang kamu inginkan
Aku menjelajahi tikungan labirin pemikiranmu
Lalu terjatuh, tersandung oleh mendung kelammu
Berusaha menyibak gelapnya
Dengan tangan kosong
Dan tak juga aku bertemu ujung
Tapi kuharap kamu menemukan ujung dirimu
Sedikit lebih cepat dari diriku

Kamu ingin menjelma elang, harapmu
Kamu harus menjelma elang, tekadmu
Berputar di atas kota-kota,
Hutan, pantai, lautan
Menjelajah tanpa dinding
Menjangkau ranting terjauh dari bumi
Namun… mengapa lenganmu memeluk sangkar saat yang kau butuhkan memacu kepak

Panggil aku… saat labirinmu luruh
Saat akhirnya kamu mengerti dirimu
Panggil aku… saat kamu memiliki alasan yang lebih indah untuk menyentuh langit
Panggil aku… sebelum tetes terakhir waktu

Di situlah detik
Akhirnya aku mengerti
Apa yang kamu inginkan
Dan aku percaya
Kamu benar2 menginginkannya