Lupakan yang Kemarin
Taufiq Affandi

Ya lupakan saja yang kemarin. Lupakan saja aku pernah menyuruhmu untuk menyerah dan mematikan langkahmu. Lupakan saja bahwa aku pernah memintamu untuk meletakkan semua idealismemu dan menyingkirkan bintang di langitmu.
Dan aku berjanji aku tidak akan lagi mengotak-atik semua yang kamu inginkan. Dan aku berjanji aku tidak akan lagi menghancurkan semua tekad yang kamu bangun.

Lupakan saja yang kemarin aku katakan. Saat itu aku belum mengerti, bahwa kamu butuh hidup yang lebih hidup dari sekedar hidup. Saat itu aku belum mengerti, bahwa bagimu hidup terlalu singkat untuk dihabiskan untuk langkahmu sendiri.

Saat itu aku tidak percaya bahwa ada orang yang merasa bahwasanya hidupnya adalah untuk menggapaikan bintang orang lain; bahwa hidupnya terlalu rendah untuk dihabiskan dalam setapak kecil.
Mungkin saat itu aku lupa, Sang Pencipta yang menciptakanmu menjanjikan kesenangan yang jauh lebih besar dari apa yang kaudapat sekarang.

Maafkan saja apa yang pernah kukatakan kemarin. Saat itu aku belum tahu—dan tentu saja saat ini aku sudah tahu karena aku sudah membuka buku catatanmu dan diarimu. Aku membaca semuanya. Aku membaca ayat-ayat yang kautuliskan untuk memotivasi dirimu.

Kau tuliskan disana, ‘’Jika kamu menolong Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan langkahmu.’’ Kamu tuliskan juga disana, ‘’Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya’’

Kini aku bisa melihat,
Bagimu hidup harus lebih pijar dari mentari
lebih semerbak dari melati
Dan kamu tak mau hidup sebagai api redup
Jadi… kamu mau kan melupakan yang kemarin?

 

also tagged with: Puisi, motivasi, move on, inspirasi, kata-kata bijak, idealisme